Kamis, 20 Juni 2013

Tatsabbut dan Tsabaat

Bismillah.

AllahuAkbar, Allah Maha Besar, Allah adalah sumber dari segala ilmu yang ada di bumi ini dan hanya atas kehendaknya lah kita bisa menikmati manisnya ilmu dari Sang Pencipta. Segala puji juga saya berikan kepada baginda Muhammad S.A.W, penyempurna agama yang Alhamdulillah hingga saat ini masih saya pegang teguh.

Di sore yang dingin ini, saya masih duduk dengan anggun di meja kerja saya. Di saat teman-teman kantor sudah melakukan perjalanan pulang ke rumahnya masing-masing, saya masih berkuatat dengan pemikiran saya yang tidak henti-hentinya menuntut diri saya sendiri untuk melakukan banyak perbaikan dan perkembangan. Saya benar-benar jatuh cinta dengan kegiatan mencari ilmu, baik ilmu dunia maupun dunia akhirat. Seakan-akan ilmu adalah kesenangan yang tidak ada habisnya. Walau demikian, saya tetap mengharapkan bahwa prioritas ilmu yang saya serap adalah ilmu syar'i atau ilmu agama.

Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang satu saja adab yang harus dipenuhi oleh siapa saja para pemburu ilmu. Sebuah adab yang selama ini saya jarang sekali perhatikan sehingga saya menyadari bahwa kegiatan belajar saya selama ini sangatlah jauh dari kata maksimal. Sering kita sadari atau tidak bahwa dalam menimba ilmu, kita dihinggapi oleh sikap mudah percaya terhadap ilmu yang kita dapat. Dengan mudahnya segala hal yang kita anggap bermanfaat langsung saja kita serap tanpa mempertanyakan kebenaranya terlebih dahulu. Ini merupakan hal yang perlu kita hindari karena tidak semua yang kita anggap benar bisa bermanfaat bagi kita. Sudah semestinya para pemburu ilmu harus menghadirkan sikap skeptis.

Yang kedua adalah seringkali, contohnya saya, tidak sabar dalam mempelajari sebuah ilmu / kitab. Baru saja dibaca 5-10 halaman, langsung berganti mempelajari ilmu / kitab lain dengan alasan sudah bosan atau tertarik dengan ilmu/kitab yang baru. Ini merupakan sebuah kesalahan yang dianggap sepele namun bisa mempengaruhi kesuksesan kita dalam mencari ilmu.

Untuk itu dari berbagai sumber yang saya dapatkan, ada dua solusi terhadap dua masalah yang telah saya paparkan diatas. Sesuai dengan judul entri ini, dua hal tersebut adalah Tatsabbut dan Tsabaat. Saya pada awalnya sangat asing dengan kedua istilah ini. Namun, setelah menemukan pemahaman keduanya, saya gembira karena ada faedah yang menjadi solusi dari permasalahan saya dalam proses mencari ilmu.

Pertama Tatsabbut, yang berarti meneliti kebenaran berita. Dalam keilmuan hadits, hal ini sangat penting untuk mencari kebenaran sebuah hadits ditinjau dari riwayatnya, sifatny dan keutamaanya. Saya rasa masih banyak hadits-hadits palsu yang saat ini dianggap shaih oleh sebagian orang. Hendaknya bagi para pemburu ilmu, sifat ini harus selalu ditanamkan dalam benak pikiranya. Karena untuk mencari kebenaran, diperlukan ikhtiar terbaik.

Kedua, Tsabat, yang bearti sabar. Sabar disini adalah kita harus mampu menahan diri kita untuk tetap fokus mempelajari sebuah kitab/ilmu hingga selesai. Untuk yang satu ini, saya termasuk yang paling tidak bisa melakuakanya, karena baru sedikit-sedikit sudah bosan mempelajari ilmu dan tidak sabaran ingin mempelajari semua ilmu. Tentu ini adalah sikap yang salah, karena ketika kita memiliki kesungguhan untuk menuntut sebuah ilmu, maka kita harus menyelesaikanya hingga tuntas. Untuk itu kita dituntut untuk menahan diri, bersabar terhadap setiap ilmu yang kita hadapi.

Mudah-mudahan Allah menghendaki kita sebagai insan yang cerdas dengan mematuhi adab-adab dalam menuntut ilmu, sehingga derajat kita dinaikan oleh Allah dan kita diizinkan dapat melihat WajahNya kelak di akhirat nanti. Amin ya Allah :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar