Selasa, 14 Oktober 2014

Rela Menerima Qadha dan Qadar

Rela menerima qadha dan qadar Allah berarti tidak terkejut dengan segala ketetapan yang telah Allah berikan. Tetap gembira, tenang dan mengucapkan "Alhamdulillah" dalam menghadapi segala urusan dunia. Rela dan ridho terhadap keputusan Allah termasuk salah satu rukun iman, sehingga iman seorang muslim dapat dikatakan sempurna jika telah ridho terhadap baik dan buruknya keputusan Allah. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim diterangkan bahwa Jibbril bertanya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam perihal Islam kemudian iman. "Apa itu iman?" Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "(yaitu) kamu beriman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul dan hari kiamat, serta beriman kepada ketentuan baik dan buruknya."

Ada masa-masa sebagai manusia yang khilaf dengan mudahnya kita berkata "Andai saja begini, maka tentu akan begitu". Sesungguhnya perkataan "andai" dan "jika" membuka pintu bagi setan untuk memperdaya hati kita untuk tidak rela dengan keputusan Allah. Ketika keadaan tidak sesuai dengan apa yang diidamkan oleh hati kita, hendaklah kita berkata :
Qadarullah wa maa sya'a fa'al
artinya : Segala yang terjadi berasal dari ketentuan dan kehendak Allah.

Adanya hal buruk yang menimpa diri kita janganlah dianggap karena kita telah berbuat salah ataupun kesalahan yang telah diperbuat malah menimpakan musibah. Segala sesuatu telah terjadi berdasarkan qadha dan qadar Allah, maka semua urusan adalah baik. Jika hal tersebut adalah hal yang baik, maka perbanyaklah bersyukur kepada Allah yang telah memberi sehingga kita termasuk orang-orang yang bersyukur. Jika ditimpa kesedihan, maka hendaklah kita bersabar sehingga kita termasuk orang yang bersyukur. Sebagaimana yang telah Allah janjikan dalam Surat Az-Zumar ayat 10 :
"Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar