Minggu, 30 Juni 2013

Mempersiapkan Diri Menuju Pernikahan

Banyak yang beranggapan bahwa membekali diri dengan mempelajari buku-buku tentang pernikahan dan mengikuti berbagai pengajian adalah langkah yang cukup untuk mempersiapkan diri menjelang pernikahan. Tidak demikian juga sebenarnya. Sebanyak apapun ilmu tentang pernikahan yang kita serap, sebagus apapun buku yang kita baca dan sepandai apapun konsultan pra-nikah telah membimbing kita, semua pada dasarnya akan kembali lagi kepada kita secara personal. 


Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ، فَقَدِ اسْـتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْـنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِيْمَـا بَقِي
Artinya:
Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk separuh yang tersisa.
[Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab ash-Shahiihah (no. 625)]


Menurut saya, pernikahan merupakan tacit knowledge. Pengetahuan yang sulit dikomunikasikan karena tolak ukur kemampuannya berdasarkan pada kebiasaan yang ada pada tiap individu yang melaksanakan lembaga pernikahan. Namun, tacit knowledge ini bisa menjadi explicit knowledge melalui pengalaman-pengalaman yang telah dialami individu tersebut. Beberapa orang ada yang merasa takut untuk menikah karena merasa tidak siap. Khawatir bahwa kehidupan setelah pernikahan tidak akan sebahagia sebelumnya. Khawatir bahwa tidak akan sanggup menyelaraskan diri dengan pasangan, dan berbagai kekhawatiran lainnya. Boleh saya katakan, ini merupakan hal klasik. Anda tidak sendirian dan semua orang tentu mengalaminya, nah disinilah letak perbedaan antara tiap individu, yakni dalam cara menyikapinya.

Tidak gampang memang, dan janganlah dipersulit. Tetaplah berpikiran positif bahwa anda dan pasangan anda telah ditakdirkan Allah untuk berdua, menjadi sepasang suami istri yang akan selalu bersama berjuang demi kebahagiaan bersama. Saling melengkapi, mengingatkan dan membahagiakan tidak hanya dalam urusan kehidupan duniawi. Ada tujuan yang lebih kekal, yakni berbahagia bersama dan dipertemukan Allah kembali di Jannah-Nya...aamin ya rabbal 'alamin...

Ada beberapa hal yang harus menjadi concern utama bagi yang belum menikah atau yang sedang mempersiapkan pernikahan:
- selain menambah ilmu dengan banyak membaca dan mendengarkan kajian ceramah, rajin-rajin juga sharing dengan ibu, tante atau dengan teman-teman yang telah lebih dahulu menikah. Ambil dan seraplah hal-hal positif. Lika liku dalam berumah tangga nanti pasti akan selalu ada. Disinilah kearifan dan kedewasaan kita diminta dalam menyikapi segala hal yang akan muncul.
- Jadikanlah akhirat sebagai fokus utama kita dalam mendirikan sebuah mahligai rumah tangga. Jadikanlah pernikahan sebagai ladang amal untuk menggapai ridho Allah subhanahu wa ta'ala.
- Persiapan mental tentu tidak hanya dari diri anda sendiri. Ada keluarga dari kedua belah pihak yang juga akan "dinikahkan".


Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca yang sedang mempersiapkan diri untuk menikah. Percayalah bahwa niat baik, niat yang tulus ikhlas dalam menikah semata-mata untuk menggapai ridho Allah insya Allah akan selalu dimudahkan oleh Allah. Barakallah :)
Pernikahan (image by google.com/images)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar